Selasa, 28 Februari 2017

Menemu Janji Di Hari Hujan (Part 1)

Menemu Janji Di Hari Hujan (Part 1)

Judul Cerpen Menemu Janji Di Hari Hujan (Part 1)
Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Jepang
Lolos moderasi pada: 28 February 2017
Hujan memang selalu membawa kado tak tertuga untuk Yuu, seperti membasuh hatinya yang selalu kering. ada sesuatu yang dirindukan, sesuatu yang ingin terulang. Namun sesuatu yang membuatnya mengingat bahwa hujan juga membawa cinta dan dukanya bersama. Ada hari dimana kau tidak akan pernah tau percakapan singkat dengan orang baru akan menimbulkan rasa yang tak terduga, seperti ada hasrat yang mengikat suatu rasa untuk ingin lebih dekat.
Ada juga waktu yang membantu kau melepas dan melupakan kejadian, yang juga membantu mengingat sesuatu yang lama tidak terungkap.
Yuu selalu menjauh dari cinta, sesuatu yang membuatnya geli, sesuatu perasaan yang hanya sepele namun ia terus saja membawa lagu cinta dalam popularitasnya. Walaupun ia masih buta akan apa perasaan itu? bahkan ia sendiri tidak bisa melihat sakura itu berwarna merah muda.
Yuu selalu buta akan perasaan, ia hanya peduli dengan kedisplinan, aturan, jadwal dan pengetahuan. Hidupnya begitu sibuk dengan semua yang terkontrol waktu bahkan hujan pun akan membuatnya marah karena waktunya akan diperlambat. Pelajaran kedisplinan waktu yang diajarkan keluarganya adalah disiplin top. Hingga mottonya tidak ada alasan untuk terlambat.

Pada hari pertama ia datang ke tempat yang baru itu. Cuaca cukup cerah, membakar semangatnya. Yuu selalu siap jika sewaktu-waktu ide liar muncul di benaknya untuk inspirasi designnya. Jam pertemuan pertama akan dimulai jam 08.00 wib. Tapi ia sengaja datang 1 jam lebih cepat untuk sekedar berkeliling di kampus. Tidak banyak yang menyapa, semua acuh. Hanya wanita-wanita yang melihatnya serasa ingin meminta selfie bersama.Masih belum ada yang menarik perhatiannya. Sampai pada pertemuan materi pertamanya sampai jam 15.00 yuu baru keluar ruangan, hari itu adalah orientasi bagi mahasiswa asing yang melakukan penelitian maupun berkarya. Tetapi cuaca yang ia benci muncul kembali ketika ia ingin kembali ke asrama. Hujan.“akhirnya aku mendapatkan kesempatan belajar ke Negara lain. Indonesia”
Selama berkuliah di negaranya, salah satu impian yang ingin ia capai adalah belajar ke Negara lain. Walaupun ia bisa saja pergi dengan uangnya sendiri sebagai Designer grafis, tetapi Beasiswa masih sangat manis menurutnya. Akhirnya ia pergi ke Negara lain itu. Selama satu tahun untuk membuat inspirasi design, waktu itu sangat cukup baginya.
Tiba-tiba kenangan itu muncul. Sesuatu yang ia rindu namun yang ingin ia lupakan juga. Hari hujan, kali ini berbeda. Ia terjebak dalam hujan tepat di depan gedung seni sendiri karena teman-teman yang lain telah lebih dulu pergi. Tiba-tiba Yuu mendapat email untuk menemui penerjemah bahasa yang akan menemaninya selama belajar di kampus itu. Kemudian Yuu berlari melalui koridor-koridor gedung yang saling berhubungan. Sampai ia di gedung arena olahraga indoor. Ada bangku kecil, tidak ada salahnya ia untuk duduk menunggu hujan reda.
“sedang menunggu siapa? Atau menunggu hujan reda?” seseorang mencoba berbicara dengan Yuu. sungguh pertanyaan yang tidak bisa Yuu jawab, ia masih belum mengerti bahasa indonesia dengan baik. Yuu hanya bisa diam. Kemudian orang itu ikut duduk bersama Yuu.
“maaf kau, apakah kau orang jepang yang baru saja menerima beasiswa belajar di kampus ini” kali ini orang itu berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh yuu, bahasa negaranya.
“kenalkan aku, Yusa. Yusarina. Namamu?”
“Yuu takeda”
“ummm takeda-kun atau takeda-san?” Tanya yusarin
“hmm terserah, bagaimana jika Yuu saja” ucap yuu
“bukankah itu akan berarti aku sudah mengenalmu atau akrab” Tanya yusarin kembali.
“mmm iya, kau temanku sekarang. Karena kau yang pertama berbahasa jepang yang kutemui” ucap Yuu
“wah, aku beruntung sekali heheh” yusarin tertawa, karena sangat langka menemui orang yang mau dipanggil dengan nama panggilannya ketika baru bertemu.
“oia kenapa kau masih di sini? Menunggu seseorang” Tanya Yuu
“iya aku menunggumu”
Entah mengapa kalimat yang diucapkan Yusarin hari itu seperti mengulang kembali pada pertemuan 4 tahun lalu. Yuu kemudian bertahan diam, ada gelombang seperti menghentikan waktunya. Ia seperti memasuki lorong dimensi lain yang menunjukkan suatu jawaban atas semua keinginan dan rasa yang hilang dulu.
“heiii, maaf apa ada yang salah tapi aku menunggumu untuk tugasku, sebagai penerjemah bahasa hehe” ucap Yusarin kembali
“oh, iya” bagai mantra yang membangunkan hipnotis, Yuu kembali sadar bahwa kenyataan saat ini tidak akan mempertemukannya pada kenangan 4 tahun lalu. Karena gadis misteri itu pun mungkin sudah lupa.
Kejadian 4 tahun lalu
“ya ampun sebelum atau selama musim panas seperti ini, selalu saja ada kado buruk untukku kenapa hujan bisa datang diwaktu yang tidak tepat. Aku harus berada di sekolah sesuai jadwal yang ada” Yuu kembali kesal.
Saat pertemuan itu. hujan memaksa Yuu untuk berdiam di pemberhentian bus SMA nya. “sial, aku benci hujan. Aku selalu saja terlambat sekolah ketika hujan tiba. Selalu di sini padahal aku hanya butuh berlari tapi dengan keadaan ini semua menjadi sulit” lagi-lagi ia memprotes keadaan alam.
“ummm ettoo, maaf, bisakah aku bertanya?” seorang gadis mencoba berbicara dengan Yuu yang sangat kesal saat itu.
“ya, kau mau apa?”
“apakah yang terlambat masuk akan mendapat pengurangan nilai” sambil menunjukkan jam
“ya benar hanya butuh berlari di tengah hujan ini saja kau akan sampai pada tujuanmu tanpa takut terlambat. Kau bisa berlari jika berani”
“oh terimakasih, aku akan berlari”
“hei kau sudah gila ya, heee dasar kau tidak tau apa kalu kau akan basah saat masuk ruangan” teriak Yuu.
“Apa-apaan ini sudah hujan bertemu dengan orang aneh dengan bahasa jepang yang aneh, apakah dia turis nyasar ya? Tapi kok dia pergi ke sekolahku ya?. Haduh biarlah” gerutunya dalam hati
“hehehe maaf, aku hanya tidak pernah tau jika akan ada hujan yang begitu lebat hingga aku harus tertahan di sini”
“hmm memangnya kau tau apa tentang Negara ini, kau sepertinya pendatang yang tidak tau apa-apa” Yuu berbicara dengan nada yang sama, dingin dan egois.
“iya kau benar aku tidak tau apa-apa” dengan sedikit sedih gadis itu menjawab.
Kemudian suasana menjadi lebih dingin, percakapakan itu usai atau terhenti
“emm, maaf aku sedikit emosi masalah hujan ini. aku tidak bermaksud–” sebelum Yuu melengkapi kata-katanya gadis itu sudah menjawabnya.
“tidak, tidak apa-apa”
“oia, bisakah kita bertemu lagi?” ucap Yuu tanpa pikir panjang.
“ya tentu”
“apa kau bisa menebaknya kita akan bertemu di suasana seperti apa? Aku berpikir akan lebih menyenangkan jika pertemuan yang terjadi dipagi hari dengan cuaca yang cerah. Duhh bagaimana ya, sepertinya menyenangkan. Menurutmu?”
“sepertinya di musim hujan yang sama” lalu gadis itu berlari di tengah hujan yang mengguyur
Itulah akhir dari percakapan Yuu dengan gadis itu. Yuu tidak mengerti maksud perkataan gadis itu. Yuu hanya menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh, menyeberangi hujan yang tak berani Yuu terjang, ia hanya tetap berdiri menunggu hujan menyudahi perannya. Yuu berpikir pertemuan selanjutnya adalah besok yang berada di hari yang berdekatan dengan musim yang sama. Yuu yakin gadis itu pasti akan gampang ditemui karena wajahnya yang asing dan cara bicaranya yang aneh.
Hari kembali berganti. Yuu masih belum menemui gadis itu kembali, ia tidak pernah melihatnya. Yuu tidak pernah melihatnya karena ia tak mau mencari, ia hanya melihat sekitar yang ia lewati. Bukankah seharusnya ia juga mencari jika ia benar-benar ingin menemuianya? sampai pada hari kelulusan SMA, 2 tahun sejak pertemuan singkat itu. Yuu tidak pernah menemui gadis itu lagi. Namun ada satu hal yang baru ia tahu tentang gadis itu, bahwa gadis itu tidak pernah ada di sekolah setelah hari hujan itu.
Lalu siapakah dia, untuk apa dia datang jika langsung pergi hari itu juga, apa dia kakak tingkat? Tapi wajahnya begitu muda jika ia lebih tua dariku. Berbagai pertanyaan kecil mulai berkecamuk dalam benaknya. Ketika penutupan upacara kelulusan. Seperti ada rasa jika selama tahun-tahun terkahir ketika ia berharap menemui gadis itu adalah bayangan, karena orang itu. Orang itu tidak muncul kembali.
Hingga saat ini perasaan ingin mengenal lebih dekat seperti mimpi yang terbesut angin pergi entah kemana dan tak kembali. Memang aneh baru bertemu menemukan rasa, tapi waktu membuat dinding yang memisah. Sampai di suatu sisi, gadis yang masih menjadi misteri itu sebenarnya ada tepat di dekatnya sekarang. Perjalanan yuu ke negeri orang ini ternyata membawanya ke negeri dimana gadis misteri itu tinggal.
Cerpen Karangan: Aliviya K. R
Facebook: facebook.com/kraliviya
Cerita Menemu Janji Di Hari Hujan (Part 1) merupakan cerita pendek karangan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar